Langsung ke konten utama

Cara Mengeksplorasi Kompetensi Perusahaan dalam Proses Tender Proyek

kompetensi perusahaan konsultan proyek
Dalam proses tender proyek, aspek utama yang dijadikan sebagai dasar evaluasi persyaratan keikutsertaan adalah kompetensi perusahaan peserta lelang dalam kemampuannya mengerjakan proyek-proyek yang sejenis dengan pekerjaan proyek yang ditenderkan tersebut. Proyek yang sejenis berati proyek-proyek yang memiliki lingkup pekerjaan, volume dan nilai proyeknya relatif sama dengan proyek yang ditenderkan. Persyaratan tersebut sering membuat suatu perusahaan konsultan ‘kalah sebelum bertanding” untuk mengikuti suatu tender proyek, meskipun perusahaan tersebut sebenarnya memiliki “kompetensi tersembunyi” (hidden competence) yang belum/tidak diketahui oleh manajemen perusahaan itu sendiri.

Satu hal yang perlu diketahui adalah bagaimana cara “menyingkap” kompetensi tersebut dan menyajikannya (tanpa memanipulasi) dalam dokumen tender sehingga bisa meyakinkan pihak panitia lelang bahwa perusahaan tersebut mampu untuk mengerjakan proyek yang ditenderkan. Agar dapat mengeksplorasi kompetensi perusahaan syarat utamanya adalah pihak manajemen perusahaan harus mengerti bahkan memahami substansi dari proyek-proyek yang pernah dikerjakannya serta substansi kontrak pekerjaannya. Cara yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

Pertama, cermati lingkup pekerjaan dari proyek-proyek yang pernah dikerjakan (biasanya termuat dalam kontrak) dan ambil lingkup pekerjaan yang sejenis dengan proyek yang ditenderkan, kemudian jadikan lingkup pekerjaan sebagai bagian dari nama proyek yang pernah dikerjakan.

Contoh: Perusahaan A memiliki pengalaman proyek dengan nama pekerjaan “Penyusunan Pedoman Kajian Lingkungan Hidup Strategis Kota X”. Jika dicermati substansi dari lingkup pekerjaanya terdapat kegiatan: (i) melakukan survey data dasar, dan (ii) menyelenggarakan kegiatan konsultansi publik. Kegiatan dalam lingkup pekerjaan tersebut dapat digunakan sebagai kompetensi perusahaan untuk mengikuti tender proyek dengan pekerjaan (a) bidang survey, dan (b) bidang penyelenggaraan kegiatan /event. Pengalaman perusahaan untuk keperluan tender tersebut bisa disajikan sebagai berikut:

  1. Untuk tender proyek dengan pekerjaan survey. Pengalaman yang disajikan adalah “Survey Data Dasar untuk Pekerjaan Penyusunan Pedoman Kajian Lingkungan Hidup Strategis Kota X”;
  2. Untuk tender proyek dengan pekerjaan pelenggaraan kegiatan / event. Pengalaman yang disajikan adalah “Penyelenggaran Konsultansi Publik untuk Pekerjaan Penyusunan Pedoman Kajian Lingkungan Hidup Strategis Kota X”

Ilustrasi di atas menunjukkan bahwa proyek “Penyusunan Pedoman Kajian Lingkungan Hidup Strategis Kota X” dapat dieksplorasi menjadi 2 varian nama proyek.

Kedua, cermati struktur rencana anggaran biaya (RAB) yang terlampir dalam kontrak, terutama alokasi biaya untuk kegiatan selama pelaksanaan pekerjaan proyek. Tahapan yang perlu dicermati hampir sama dengan cara pertama di atas.

Contoh Perusaahaan B memiliki pengalam proyek dengan nama pekerjaan “Jasa Konsultansi Pengelolaan Aset dan Penerimaan Daerah Kota X”. Jika dicermati substansi RAB dalam kontrak terdapat alokasi anggaran untuk kegiatan Workshop Peningkatan Kapasitas SKPD dalam Pengelolaan Aset dan Penerimaan Daerah. Kegiatan dalam RAB tersebut dapat digunakan sebagai kompetensi perusahaan untuk mengikuti tender proyek dengan pekerjaan terkait peningkatan kapasitas dan penyelenggaran kegiatan/event. Pengalaman perusahaan untuk keperluan tender tersebut bisa disajikan sebagai berikut:

  1. Untuk tender proyek dengan pekerjaan peningkatan kapasitas. Pengalaman yang disajikan adalah “Peningkatan Kapasitas SKPD dalam Pekerjaan Jasa Konsultansi Pengelolaan Aset dan Penerimaan Daerah Kota X”;
  2. Untuk tender proyek dengan pekerjaan pelenggaraan kegiatan / event. Pengalaman yang disajikan adalah “Workshop Peningkatan Kapasitas SKPD dalam Pekerjaan Jasa Konsultansi Pengelolaan Aset dan Penerimaan Daerah Kota X”

Seperti halnya cara pertama, ilustrasi di atas juga menunjukkan bahwa proyek “Jasa Konsultansi Pengelolaan Aset dan Penerimaan Daerah Kota X” dapat dieksplorasi menjadi 2 varian nama proyek.

Berdasarakan uraian, ilustrasi dan contoh tersebut di atas maka dapat dikatakan bahwa kompetensi suatu perusahaan konsultan sebenarnya sangat fleksibel untuk dapat mengikuti tender proyek asalkan tahu bagaimana cara mengekplorasi “the hidden competence” yang dimilikinya serta mengetahui strategi penyajiannya dalam dokumen tender.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Unsur Penilaian Kualifikasi Tenaga Ahli Proyek

Dalam proses tender sebuah proyek, komposisi tenaga ahli yang diusulkan untuk menangani proyek tersebut memiliki arti yang sangat penting dalam penilaian dokumen penawaran yang diajukan. Secara substansi, komposisi tenaga ahli masuk dalam dokumen proposal teknis dan memiliki bobot penilaian yang relatif paling tinggi dibandingkan unsur teknis lainnya (terutama untuk pekerjaan yang terkait dengan konsultan manajemen). Pihak konsultan perlu mencermati benar komposisi dan kualifikasi tenaga ahli yang telah disyaratkan oleh pihak klien agar dapat nilai yang optimal dari komposisi tenaga ahli yang diusulkannya tersebut. Dalam proses seleksi kandidat tenaga ahli yang akan diusulkan, pihak konsultan sudah semestinya melakukan penilaian awal terlebih dahulu terhadap kualifikasi makro yang dimiliki para kandidat tenaga ahli melalui curriculum vitaenya. Proses selanjutnya adalah melakukan scoring dan pembobotan untuk mengetahui kualifikasi mikro kandidat tenaga ahli tersebut. Secara umum, ada ti...

Lakukan Negosiasi dengan Kandidat Tenaga Ahli Pada saat Proses Tender Proyek

Seperti telah diuraikan dalam artikel sebelumnya (baca: Unsur Penilaian Kualifikasi Tenaga Ahli ) bahwa secara substansi, komposisi tenaga ahli memiliki bobot penilaian yang relatif paling tinggi dibandingkan unsur teknis lainnya (terutama untuk pekerjaan yang terkait dengan konsultan manajemen). Mengacu pada artikel tersebut, maka dalam proses tender yang biasa dilakukan oleh perusahaan peserta lelang adalah menyusun komposisi tim tenaga ahli sebagus mungkin yang diambil dari database yang mereka memiliki. Pada saat penyusunan kandidat tenaga tenaga ahli yang diusulkan hal yang biasa dilakukan hanyalah sebatas konfirmasi kesediaan dari kandidat tersebut. Bahkan masih sering terjadi perusahaan konsultan hanya "asal pasang" kandidat tenaga ahli tanpa terlebih dahulu mengkonfirmasi yang bersangkutan. Pada saat ini, sudah seharusnya kondisi seperti tersebut tidak lagi dilakukan oleh perusahaan konsultan karena secara hubungan pekerjaan tenaga ahli adalah mitra perusahaan konsult...

Tentang Marindro

MARINDRO . Pria kelahiran Semarang, 19 Januari 1970 ini merupakan Sarjana (S1) di bidang Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan lulusan Institut Pertanian Bogor tahun 1994. Selama kurang lebih 7 tahun, Marindro menekuni karirnya di bidang pekerjaan sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Pengalaman kerjanya di bidang perikanan meliputi: (1) Sebagai Asisten Teknisi Tambak Udang pada usaha tambak perorangan di wilayah Kabupaten Indramayu dan Cirebon, Jawa Barat tahun 1994 – 1996, (2) sebagai Supervisor pada PT. Dipasena Citra Darmaja, Provinsi Lampung tahun 1996 – 1999. Pada periode ini, Marindro pernah meraih penghargaan sebagai salah satu Supervisor Unggulan di bidang produksi, (3) sebagai Teknisi Tambak Udang pada PT Sariwindu Pasific Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, tahun 2000, dan (4) sebagai Staf Operasional di PT. Tirta Raya Mina (Persero) Jakarta, tahun 2001. Pada tahun 2002, Marindro mulai terjun ke bidang konsultan bidang manajemen proyek sebagai Ahli Oseanografi dan Perikanan...

Total Pengunjung