Dalam proses seleksi kandidat tenaga ahli yang akan diusulkan, pihak konsultan sudah semestinya melakukan penilaian awal terlebih dahulu terhadap kualifikasi makro yang dimiliki para kandidat tenaga ahli melalui curriculum vitaenya. Proses selanjutnya adalah melakukan scoring dan pembobotan untuk mengetahui kualifikasi mikro kandidat tenaga ahli tersebut. Secara umum, ada tiga unsur kualifikasi tenaga ahli yang dijadikan dasar penghitungan dalam proses scoring dan pembobotan tersebut, yaitu:
- Kualifikasi umum, yang mencakup latar belakang pendidikan, tingkat pendidikan dan tahun kelulusannya. Bobot penilaian dari kualifikasi umum ini sekitar 30% dari total penilaian.
- Pengalaman yang relevan. Kualifikasi ini mencakup lamanya/periode terkait jenis proyek dan posisi serta lingkup penugasan dalam proyek-proyek yang pernah ditanganinya. Bobot penilaian dari kualifikasi ini sekitar 60%.
- Penguasaan bahasa asing/lokal (jika disyaratkan), pemahaman lokal setempat (jika disyaratkan). Bobot penilaian dari kualifikasi ini sekitar 10%.
Sebagai catatan, bobot penilaian untuk masing-masing unsur kualifikasi tersebut di atas bukanlah bobot yang mutlak, sebaiknya tetap mengacu pada dokumen pengadaan yang diberikan oleh pihak panitia lelang. Untuk melakukan scoring dan pembobotan perlu dibuat formulasi khusus dengan unsur-unsur penghitungan kualifikasi tetap mengacu pada kriteria yang telah dipersyaratkan. Melalui formulasi penghitungan tersebut kita bisa membuat simulasi komposisi tim tenaga ahli untuk mendapatkan "the dream team" yang akan kita usulkan di dokumen penawaran kepada panitia lelang.
Pemahaman terkait unsur-unsur penilaian kualifikasi tenaga ahli seperti uraian di atas akan memudahkan kita dalam mengambil keputusan terkait dengan diusulkan atau tidaknya kandidat tenaga ahli dalam suatu suatu proses lelang proyek. Selain itu juga akan lebih mudah menjelaskan kepada kandidat tenaga ahli yang tidak jadi kita usulkan dengan mengacu pada hasil penghitungan kualifikasi yang realistis.

Komentar
Posting Komentar